Teh Tarik merupakan minuman yang terdiri atas kombinasi antara teh, susu/krimer, konon merupakan minuman khas dari tanah melayu, dan biasa dibuat oleh orang orang india muslim. Teh Tarik kini bukan saja dikenal di Malaysia, Singapora dan Sumatera bagian Utara, namun kini sudah menjadi bagian dari minuman Nusantara. Di beberapa kedai kopi, pembuatan Teh Tarik dilakukan melalui atraksi yang menarik yaitu dengan menuang nuangkan cairan minuman ini dari satu gelas ke gelas lainnya dalam jarak yang lumayan jauh. Seolah oleh dengan mendorong dan menarik cairannya. Biasanya gelas terbuat dari logam. Namun kini, hampir di gerai gerai pasar modern kita dapat menemukan teh tarik dalam kemasan powder.
Meskipun pasar minuman ini tidak sebesar minuman kopi, namun pasar minuman teh tarik dalam bentuk powder ini masih terus eksis. Di negeri jiran seperti Malaysia dan Sinagpura yang menjadi basis dari para keturunan India di Asia tenggara, ada beberapa merek merek teh tarik instant, seperti Super, AK Cheong, Power Root, BOH serta Owl. Belum lagi pemain multinasional seperti Nestea dari Nestle dan Lipton (Unilever) juga turut meramaikan pasar di kategori ini. Bahkan Pepsi Cola disana juga sempat meluncurkan variant Pepsi Tarik yang memiliki deskriptor sebagai minuman berperisa kopi berkarbonat. Bahkan minuman ini juga dijual di gerai gerai KFC disana. Maklum memang KFC memiliki kerjasama dengan PepsiCo, sehingga menjadi channel on premise yang menjual produk produk unggulan Pepsi. Dibandingkan dengan Coca Cola, memang Pepsi lebih inovatif dalam mengembangkan berbagai minuman, dan sayang sekali beberapa produk inovasinya tak sempat masuk ke Indonesia, seperti : Pepsi Fire and Pepsi Ice, Pepsi Max, Pepsi Ice Cucumber dsb.
Sementara itu di Indonesia ini ada beberapa besar dan sudah lama eksis di kategori ini, salah satunya adalah Max Tea Teh Tarikk. Max tea ini merupakan brand yang dimiliki oleh PT. Sari Incofood, yang bermarkas di Sumatera Utara. Perusahaan ini juga memiliki brand klasik Indocafe dan Max Creamer. Merek Max Tea merupakan pemain lokal berskala besar yang sudah malang melintang di kategori ini sejak tahun pertengahan tahun 80an. Meskipun tanpa iklan ATL, nampaknya merek ini sudah diterima konsumen. Menyasar konsumen kelas AB, produk ini secara merata dapat ditemui di gerai gerai modern dan tradisional.
Brand lainnya yang mendominasi di kategori ini adalah merek SUPER yang diimpor dari Singapura. Namun belakanga ini kita juga bisa menemukan merek Mi Won mulai berkiprah di pasar Teh Tarik. Sebelumnya, produsen bumbu masak asal Korea Selatan ini cukup dikenal dengan kopi ginsengnya dan kini merambah ke kategori ini.
Sebenarnya produk NU milk tea, agak mirip dengan teh tarik, hanya saja Nu tidak mengklaim dirinya sebagai kategori Teh Tarik. Berdasarkan pengamatan tim beverages solutions, produk milk tea dari Nu juga tidak begitu sukses, seolah mengulang kegagalan produk milk tea dari Indomilk.
Memang secara overall kategori Teh Tarik ini tidak berkembang, seperti berkembangnya bisnis kopi ataupun susu di Indonesia. Bisa jadi karena rasa "teh susu" memang kurang begitu diminati oleh konsumen Indonesia, dan para produsen pun juga belum mau untuk menginvestasikan dananya untuk memperbesar pasar ini melalui pengenalan produk dan kategori secara besar besaran.
0 komentar:
Posting Komentar