Sabtu, 13 Maret 2021

FIDO DIDO dan 7 UP

Bagi para remaja yang hidup di akhir era 80an, pasti mengenal sosok Fido Dido, bahkan mungkin banyak diantara mereka yang mengidolakan Fido Dido. Sosok kartun sketch hitam putih ini dikenal sebagai karakter yang periang, cuek , positif dan ia mampu mengatasi segala sesuatunya dengan selera humor. Saat itu karakter Fido Dido banyak mmenghiasi barang barang yang erat dengan remaja seperti tempat pensil, tas, topi maupun T shirt. Sosok Fido Dido merupakan karya kreatif Susan Rose, seorang graphic design yang bekerja di sebuah perusahaan periklanan di AS. Sosok Fido Dido ini diciptakannya saat ia berada di sebuah Cafe di New York. Rose menggambar Fido Dido pada sebuah kertas Tissue. Popularitas Fido Dido ini tidak terlepas dari peran kawan Rose, Joanna Ferrone yang secara agreasif memasarkan karakter Fido Dido pada T shirt dan berbagai merchandise lainnya pada berbagai toko underground atau department store ternama. Sosok Fido Dido ini kemudian digunakan oleh Pepsico untuk komunikasi pemasaran Brand 7Up pada tahun 1988. 7 UP adalah minuman berkarbonasi rasa jeruk limau (Lemon Lime) yang dimiliki oleh Dr. Pepper, namun untuk pemasaran di luar AS ditangani oleh Pepsico. Di tahun 2005, Pepsico kembali menggunakan karakter ini untuk kampanye komunikasi pemasaran 7Up di berbagai negara di luar AS, seperti Saudi Arabia, Mesir, Negara Negara Teluk, Rusia, Inggris, Irlandia, Portugal, Belanda, Spanyol, India, Pakistan, Malaysia, Vietnam dan Indonesia. Brand 7UP dapat dibilang populer di era 70-80an di Indonesia, namun sejalan dengan putusnya kemitraan Pepsi Cola International/PCI (nama lawas Pepsico) dengan mitra distribusinya di Indonesia menyebabkan produk ini hilang dari pasaran. Brand ini kembali hadir di Indonesia di era 90an, pada waktu itu PCI melalui Seven Up Nederland NV bermitra dengan Kelompok Salim mendirikan sebuah Perusahaan patungan (Joint Venture) bernama PT. Pepsi Cola Indobeverages dan memiliki fasilitas produksi di Purwakarta dan Semarang. Hadirnya kembali 7UP di pasar Indonesia pada saat itu sepertinya sulit untuk mengimbangi Brand Sprite dari Coca Cola International Coca Cola yang terlihat sangat agresif dalam berinvestasi di marketing.
Pepsico menganggap karakter Fido Dido mirip dengan karakter "target user" atau para konsumen 7 UP yang memang berusia remaja. Adapun karakter Fido Dido ini memiliki sifat sifat antara lain: Ramah, Cerdas, Jernih dalam berpikir, Seseorang yang kamu sukai, Tidak Menyukai konfrontasi, Rasa ingin tahu yang besar, Tidak terduga, Menyukai 7UP, Salah satu dari kita! Indonesia sempat mengusung kemasan PET dan kaleng dengan design fido dido yang yang dijual di pasar modern. Namun karena keterbatasan anggaran pemasaran 7Up di Indonesia maka "campaign" 7UP Fido Dido tidak dapat dijalankan secara 360 derajat seperti yang dilaksanakan oleh negara negara lain, yang menggabungkan antara ATL dan BTL seperti instore promo, sales promotion dan activation secara masif. Alhasil kampanye pemasaran ini dapat dikatakan tidak membawa hasil yang signifikan bagi pertumbuhan brand ini, baik dari segi brand awareness dan brand share.
Kegagalan produk 7Up di Indonesia tidak semata mata karena anggaran pemasarannya yang terbatas sehingga tidak mampu mengimbangi kompetitornya, namun juga karena keterbatasan brand present atau distribusinya. Distribusi 7 Up sangat terbatas, tidak semua kota dimasukinya. Padahal prasyarat suatu produk minuman adalah ketersediaan produk di berbagai point of thirst.
Sejalan dengan waktu, brand 7Up semakin redup di bumi nusantara dan hanya dapat ditemukan di gerai modern tertentu. Hingga pada akhirnya pada tahun 2019, Pepsico secara resmi mengumumkan akan menghentikan kegiatan operasionalnya di Indonesia sejalan berakhirnya Exclusive Bottling Agreement (EBA) dengan Indofood (AIBM) pada tahun 2019. Dengan tidak diperpanjangnya EBA ini, maka berakhirlah kisah tentang 7UP, minuman rasa lemon lime dari PepsiCo di Indonesia. Good bye 7 UP!

0 komentar:

Posting Komentar