Rabu, 19 November 2014

Cresso Minuman Bersoda Produksi Sosro


Setelah sukses dengan minuman berbasis teh seperti Teh Botol, S TEE, Fruit Tea (teh rasa buah), Joy Tea (Green Tea), Tebs (Teh buah Bersoda), Happy Jus dan Country Choice (buah Buahan). Kini Sosro meluncurkan Creso yang merupakan minuman berkarbonasi. Kehadiran Cresso seolah membuktikan kehebatan Sosro sebagai produsen minuman yang tidak hanya menguasai dunia minuman dengan basis Teh tetapi juga dikategori lainnya.

Dulu kategori carbonated soft drink seolah hanya dimiliki oleh perusahaan multinational seperti Pepsi Cola, Coca Cola, RC Cola ataupun F&N, namun perlahan lahan Sosro mendobraknya dengan meluncurkan Tebs, minuman teh buah berkarbonasi. Kehadiran Cresso semakin menguatkan pijakan Sosro Group dikategori minuman bersoda.

Sosro juga secara cerdik masuk di kategori  rasa yang tidak umum. Kalau rasa cola, buah dan lemon lime sudah dikuasai oleh Coke dan Pepsi, maka Sosro memilih rasa sarsaparila (yang juga dikenal juga dengan nama rootbeer), kelapa dan kopi (yang mana keduanya juga tengah trendi).

Secara umum rasa ketiga variant tersebut dapat diterima, namun kadar karbonasinya sangat ringan. Berbeda dengan produk karbonasi keluaran Coke, Pepsi maupun Big Cola. Namun walaupun demikian kita masih bisa menikmatinya. Dengan harga  sekitar Rp. 6000an dengan volume sekitar 400 ml, nampaknya  Cresso membidik kalangan menengah atas.
.
Sebaran produk ini konon pada mulanya terkonsentrasi di Jawa Tengah saja, namun beberapa bulan belakangan ini telah merambah di pasar modern, mulai dari mini market hingga hypermarket.

Senin, 03 November 2014

MARAKNYA PASAR MINUMAN RASA KELAPA


Pasar minuman rasa kelapa semakin marak dengan kehadiran Buavita. Minuman rasa Kelapa dari buavita ini tampil dengan kemasan berdesign ala batik yang menarik, dikemas dalam kemasan karton yang diproduksi oleh SIG, serta dimasukkan dengan kategori Buah Khas Nusantara. Produk ini dijual dengan harga premium sekitar Rp. 5000an dengan volume 250 ml.

Berdasarkan review kami, rasa yang ditampilkan produk ini agak jauh dari rasa kelapa yang sebenarnya. Sehingga tidaklah mengherankan bila pada kemasan produk ini tertulis kalimat yang mengendorse konsumen untuk menikmati produk ini : " Rasa enaknya membuatmu lebih menikmati minuman air kelapa". Apa kira kira maksud dari tulisan tersebut.

Sementara itu Cocomas, brand yang juga menjual santan cair itu , juga baru saja mengganti kemasannya dengan design grafis yang lebuh menarik. Sosro sang raja minuman teh, juga meluncurkan minuman berkarbonasi rasa kelapa yang dijual dalam kemaan botol PET 400 ml.

Meskipun air kelapa kini telah tersedia dalam kemasan praktis, namun tampaknya perlu usaha keras dari para pemain ini untuk memperbesar pasar mereka. Karena penjual minuman kelapa tersebar dimana mana.Memang perlu upaya yang luar biasa bagi para pelopor pasar.

Sabtu, 01 November 2014

S Tee Dulu dan Kini



Brand STEE memiliki sejarah yang cukup panjang. Berdasarkan pengamatan kami, Brand ini dilahirkan Sosro saat menghadapi gempuran dari TEKITA yang diproduksi oleh Pepsi Cola Indobeverages.
Saat itu Tekita tampil dengan volume 300 ml yang mana jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan Teh Botol Sosro yang hanya memiliki Volume 200 ml. Konon menurut riset, orang  merasa bahwa volume 220 ml tidak cukup untuk memuaskan dahaga mereka, namun untuk meminum 2 botol terlalu banyak, sehingga hal ini memberikan peluang bagi TEKITA untuk memasuki celah dengan meluncurkan produknya dengan Volume 300 ml dengan harga yang sama dengan Teh Botol Sosro.

Launching brand TEKITA pada akhir 90an dengan bintang iklan Grup musik GIGI menghebohkan pasar Indonesia. Banyak konsumen Teh Botol Sosro yang beralih pada produk besutan Indofood dan Pepsi Cola International itu. Proposition yang ditawarkan TEKITA sangat jelas....isi lebih banyak. Sosropun tak mau tinggal diam, merekapun menyiapkan produk bernama STEE (S TEH) yang juga memiliki volume besar. 
Dengan selisih hanya 18 ml dari TEKITA, Sosro dengan bangga meluncurkan STEE yang memiliki volume 318 ml dan dijual dengan harga yang sama dengan TEKITA. Secara grade rasa teh pada STEE memang lebih ringan bila dibandingkan dengan Teh Botol.

Brand Tekita kemasan botol kini telah almarhum, dengan demikian peranan STEE sebagai fighting brand tidak lagi diperlukan. Nah sejalan dengan maraknya kemasan PET, kini STEE pun juga bersolek dengan meluncurkan kemasan PET dengan volume 318 ml. Memang sesungguhnya bagi produsen, produk dalam kemasan botol beling sangatlah merepotkan, karena mereka harus menyediakan armada untuk mengantar dan mengambil botol kosong, yang jelas jelas sangat menyita biaya dan waktu. 

(coachjulinugroho #beveragessolutions #solusicerdasinsani)


Maraknya Pasar RTDT Coffee


Saat ini pasar minuman di Indonesia sedang dibanjiri oleh kategori RTD (Ready To Drink/Minuman Siap Minum) Coffee, khususnya dalam kemasan PET, baik berukuran sedang ataupun mini. Bila dahulu para pemain kopi lebih berfokus pada kemasan karton/kertas semacam terta, maka kini peta permainan berubah.
Nescafe yang sebelumnya bermain di kemasat tetra brick, kini juga sudah memasarkan produk smoovlatte dalam kemasan PET dengan volume 190 ml. Demikian juga dengan Good Day dari Monysaga Prima. Pemain lainnya seperti Indofood Asahi tampil dengan brand Cafe'la. Sedangkan Suntori Garuda maju dengan brand De'Koffie, bahkan tanpa tanggung tanggung meluncurkan 3 varian seperti Original, Mocha dan Latte.

Meningkatnya kesejahteraan memang memerlukan gaya hidup yang serba cepat dan nyaman. Tidaklah mengherankan bila hal ini menginspirasi para produsen untuk menyajikan aneka produk yang sifatnya siap saji. Banyaknya jumlah penduduk usia muda di Indonesia yang  mencapai  puluhan juta orang itu tentunya sangat menggiurkan produsen, dan biasanya anak anak muda ini bila sedang bersosialisasi ataupun suntuk identik untuk minum kopi.

Para produsen memang terlihat membidik para peminum kopi pemula ataupun light coffee drinker. Hal ini kami rasakan saat kami melakukan panel terhadap produk produk tersebut, kami terkesan bahwa rasa kopi  pada produk produk tersebut sangat ringan. Menariknya produk De Koffie dari Suntory Garuda menampilkan suatu flash yang berbunyi : "Kaya akan Rasa Kopi" serta mengklaim mengandung partikel mikro biji kopi, suatu klaim yang sangat cerdik.

Ditengah maraknya kedai kopi ala Starbuck atau Kopi tiam, nampaknya RTD Coffee juga ingin menikmati gurihnya pasar minuman kopi di Indonesia. Distribusi produk kategori ini juga merambah kemana mana, mulai dari hypermarket, super maupun mini. Bisa dibayangkan berapa biaya listing fee yang harus mereka gelontorkan untuk memajang produk ini di gerai gerai tersebut.

Membesarnya kategori  RTD Coffee ini, diharapkan juga dapat menggerakkan kegairahan bagi para petani dan pengusaha  kopi nusantara untuk berinovasi membuat produk inovatif yang dapat diterima oleh konsumen Indonesia.